Cukup ya Cukup, Bagian 2:
Perintah dari Mawlana Syekh
untuk Menegakkan Pemisahan Gender dan Mengeluarkan yang Bukan Anggota Keluarga dari Kamar Pribadinya
Mawlana Syekh Hisyam Kabbani
23 Februari 2012 Zawiyah Fenton, Michigan
Shuhbah setelah Khatm
A`uudzu billahi min asy-Syaythaani 'r-rajiim. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Rahiim.
Nawaytu 'l-arba`iin, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,
nawaytu 'r-riyaadhah, nawaytu 's-suluuk, lillahi ta`ala fii haadza 'l-masjid.
أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ
Athi`uullaha wa athi`uu 'r-Rasuula wa uuli 'l-amri minkum.
Patuhi Allah, patuhi Rasul (s) dan patuhi orang-orang yang mempunyai otoritas di antara kalian. (4:59)
Saya tidak mempunyai kekuatan untuk bicara, tetapi dua patah kata mungkin diperlukan insyaa-Allah, dan keduanya penting di dalam thariqah. Itu merupakan kewajiban di dalam Kitab Suci al-Qur’an dan di dalam Syari`ah, dan kalian tahu bahwa thariqah harus dilengkapi dengan Syari`ah; kalian tidak dapat berkata, “Aku mengikuti thariqah,” tetapi kalian meninggalkan Syari’ah, dan kalian tidak bisa berkata, “Aku di dalam Syari`ah,” tetapi kalian meninggalkan thariqah, yang merupakan kondisi Ihsaan, kesempurnaan.
Kita
tidak akan membahasnya secara lebih detail, kita akan meninggalkannya
untuk hari Jumat atau Sabtu, tetapi kita akan mengatakan ini: yaitu
ketika seseorang telah diminta untuk melakukan sesuatu, jika ia
menyukainya, ia akan berkata, “O masyaa-Allah, aku
begitu bersemangat, dan ini begitu penting!” Jika itu akan memberikan
manfaat atau keuntungan baginya. Tetapi jika tidak memberi manfaat atau
keuntungan baginya, ia, laki-laki atau perempuan akan akan mengatakan,
“Oh, itu adalah ujian dari Syekh!” Jadi mereka melemparkannya kepada
Syekh karena mereka tidak menyukai perintah Syekh dan mereka berkata,
“Itu adalah ujian.”
Allah (swt) berfiman di dalam Kitab Suci al-Qur'an, karena awliyaullah merupakan para pewaris Nabi (s), mereka dilindungi, mereka tidak m`asuumuun, suci dari dosa, tetapi mereka dilindungi (dari dosa).
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
Alaa inna awliyaaullaahi laa khawfun `alayhim wa laa hum yahzanuun.
Ingatlah! Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. (Surat al-Yunus, 10:62)
Allah (swt) berfirman bahwa tidak ada ketakutan pada diri awliyaullah dan
mereka pun tidak bersedih hati. Kita tidak akan membicarakan hal ini
sekarang, tetapi mereka mengikuti perintah Nabi (s). Dan Allah (swt)
berfirman di dalam Kitab Suci al-Qur’an,
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
Ma ataakumu ’r-rasuulu fakhudzuuhu wa maa nahaakum `anhu fantahuu.
Apa yang diberikan Rasul (s) kepadamu, maka terimalah; dan apa yang dilarangnya, maka tinggalkanlah. (Surat al-Hasyr, 59:7)
“Apa
pun yang diberikan oleh Rasul (s), ambillah dan apa pun yang dilarang
oleh Rasul (s), tinggalkanlah.” Dan yang terbaik dalam memahami Nabi
(s) adalah para Sahabat (r) dan para awliyaullah,
pewarisnya. Ketika kalian mewarisi sesuatu dari orang tua kalian,
kalian akan tahu pasti berapa banyak yang kalian warisi dan tidak ada
keraguan lagi mengenai hal itu. Sama halnya, awliyaullah mewarisi
(dari Nabi (s)) dan mereka tahu persis batasannya dan tidak dapat
melanggar batasan-batasan itu. Jadi itulah sebabnya, tugas kita adalah
mengambil seorang mursyid dan mengikuti apa yang ia katakan.
Jangan
katakan, “Aku tidak memerlukan seorang mursyid karena aku membaca Kitab
Suci al-Qur’an dan hadis dan mengikuti keduanya dengan diriku sendiri.”
Tidak, itu tidak bisa diterima. Nabi (s) mengambil seorang pemandu
dari Mekah ke Madinah walaupun beliau pernah melakukan ‘Israa dan
Mi`raaj. Jadi apakah kalian akan mengambil seorang mursyid dan
mengikuti apa yang ia katakan, karena apa yang ia katakan akan berada di
dalam batas-batas Syari’ah atau katakan, “Aku tidak akan menerimanya.”
Jangan seperti Iblis ketika ia membisikkan sesuatu ke dalam telinga
Sayyidina Adam (a), yang memakan dari pohon yang dilarang oleh Allah
(swt) dan kemudian ia bersujud selama empat puluh tahun, memohon ampun,
dengan mengatakan, “Yaa Allah! Apa yang baik berasal dari-Mu sedangkan
yang buruk dari diriku. ”Namun demikian, Iblis berkata, Anta alladzii aghwatanii, “Engkau
membuatku melakukannya!” Ia tidak mengatakan, “Aku yang melakukannya.”
Jadi itulah sebabnya mengapa saya mengatakan jangan seperti Iblis, apa
pun yang kalian suka, kalian mengatakan, “Tidak apa-apa” tetapi apa
yang tidak kalian suka, kalian mengatakan, “Itu adalah cobaan.” Engkau
melakukannya wahai Syekhku untuk mengujiku!” dan lupakan soal itu.
Jadi,
buka mata kalian dan buka telinga kalian! Kita tidak akan
membiacarakan soal ini sekarang, tetapi jika Syekh mengatakan sesuatu,
kita menerimanya!
Syekh
mengatakan, “Wanita ini harus pergi,” di Siprus. Beliau meminta Syekh
Bahauddin, putra Mawlana, dan kamu (murid yang berada di sana) adalah
saksinya, “Apakah ia mempunyai hak (berada) di sini, di lantai atas (di
ruang pribadi Mawlana Syekh)?”
Bahauddin berkata, “Tidak.”
Dan Mawlana berkata, “Apakah ia mempunyai hak di lantai bawah?"
Bahauddin berkata, “Tidak.”
Hajah Ruqayya dan Hajah Naziha duduk di sana (menyaksikan).
Tetapi
Iblis kembali ke Surga sebagai seekor ular setelah ia dikutuk karena
tidak mau bersujud; ia datang untuk menipu Sayyidina Adam (a). Jadi
setelah ia diusir, perlahan-lahan (ia) kembali.
Sekarang,
kemarin Mawlana Syekh memanggil putra tertuanya dan saya tidak berada
di sana, saya berada di sini, di Amerika, dan beliau memanggil Haji
Muhammad dengan menyebut namanya dan berkata, “Wahai anakku! Apakah
engkau menerima Syari’ah atau tidak menerima Syari’ah?”
Haji Muhammad berkata, “Aku menerima Syari’ah wahai Ayahku.”
Kemudian
Mawlana berkata, “Lalu mengapa orang ini selalu berada di lantai atas
di mana para wanita berada? Apa yang ia lakukan di sana? Apakah ini
sesuai dengan Syari’ah atau bertentangan dengan Syari’ah?”
Haji Muhammad berkata, “Ini bertentangan dengan Syari’ah.”
Mawlana berkata, “Kalau begitu aku tidak ingin dia berada di lantai atas, katakan agar ia pergi ke lantai bawah.”
Saya
dengar hari ini orang itu berkata, “Ini adalah ujian dari Syekh.”
Baiklah, itu adalah ujian, tetapi kalian tidak berhak untuk pergi ke
lantai atas menurut Syari’ah dan menurut perintah Mawlana! Dan kalian
tahu kepada siapa saya bicara. Orang itu, pergilah dan tanyakan kepada
Syekh Muhammad apa yang dikatakan oleh Mawlana kepadanya kemarin, Rabu
sore menurut waktu mereka, dan kalian akan tahu apakah Mawlana
menginginkan dia di atas.
Mawlana
berkata, “Aku membawa beban mereka selama bertahun-tahun dan itu sudah
cukup bagiku; mereka adalah beban di pundakku dan kehadirannya merupakan
beban di pundakku! Aku tidak ingin ada pria di lantai atas yang bukan
merupakan keluarga dekatnya Mawlana: putri-putrinya dengan suami mereka,
dan putra-putranya dengan istri mereka, dan cucu-cucunya. Beliau
menanggung semua kesulitan ini selama bertahun-tahun dan ini sudah
cukup!
Grandsyekh
`AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani (q) mempunyai seorang pembantu yang
bernama `Abdu ’s-Salaam. Ia selalu melayani Grandsyekh dan ia tidak
pernah berada di dalam rumah, tetapi selalu berada di halaman. Ketika
Grandsyekh menginginkan sesuatu, beliau akan bertepuk tangan dan
memanggilnya dan berkata, “Lakukan ini, lakukan itu.” Ia tidak duduk di
sofa sepanjang hari. Dan kalian tahu kepada siapa saya mengalamatkan
ini! Jangan biarkan saya berkata lebih banyak lagi, karena say`
mempunyai banyak hal untuk dikatakan, dan jika kalian tidak berperilaku
dengan baik akan datang lebih banyak lagi di dalam dua atau tiga hari
dan kalian akan melihatnya!
Kita adalah orang-orang yang cinta damai; kita hanya mempunyai lidah kita.
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده ، فإن لم يستطع فبلسانه ، فإن لم يستطع فبقلبه ، وذلك أضعف الإيمان
Man
raa'a minkum munkarana fal-yughayirahu bi yaddih, fa in lam yastati`
fa bi-lisaanihi, fa in lam yastathi` fa bi-qalbihi wa dzalika adh`af
al-imaan.
Sebagaimana Nabi
(s) bersabda, “Barang siapa di antara kalian melihat sesuatu yang salah,
ia harus berusaha untuk mengubahnya dengan tangannya, dan jika ia tidak
mampu, maka ubahlah dengan lidahnya, dan jika masih tidak mampu,
ubahlah dengan hatinya, dan itu adalah serendah-rendahnya iman.”
Jadi
pertama kalian mengubahnya dengan tangan. Kita tidak menggunakan
tangan kita, kita adalah orang yang cinta damai, jadi kita bicara.
Engkau hanya membawa omongan dari kami, yang menasihati apa yang benar.
Jangan katakan, “Ini adalah ujian.” Tidak, kau harus mengatakan, “Aku
salah, aku telah berbuat kesalahan, aku melampaui batas-batasku, aku
melangkah terlalu jauh melanggar lampu merah, memasuki daerah haram!”
Kau melakukan yang terbaik, tetapi itu belum cukup, selesai! Mawlana
memberikan perintah untukmu agar kau pergi, jadi pergilah dengan tenang,
itu lebih baik daripada jika orang-orang bicara buruk mengenai dirimu!
Kau
telah membuat tuduhan palsu terhadap orang-orang dan membuat mereka
dipukuli--siapa yang akan menanggung pertanggungjawabannya itu di Hari
Kiamat? Kau akan menanggungnya di lehermu! Tunggu saja, dan secara
perlahan kalian akan melihat lebih banyak video dan klip yang akan
datang, insyaa-Allah.
Wa min Allah at-tawfiiq bi hurmati 'l-Fatihah.
In-Allaha yumhil wa laa yuhmil, "Allah
(swt) menunda tetapi Dia tidak pernah melupakan (hukuman)." Allah
(swt) menundanya tetapi tidak pernah meninggalkannya, dan
وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Yamkuruun wa yamkurullah w’Allahu khayru’l-maakiriin.
Mereka membuat tipu daya, dan Allah juga membuat tipu daya mereka itu, dan Allah sebaik-baik pembuat tipu daya. (Aali Imraan, 3:54)
Masa-masa
untuk menipu dan berbuat curang sudah habis. Allah mengekspos kalian
kemarin melalui perkataan Mawlana Syekh, dan kita berharap bahwa
(perkataan Mawlana itu) dapat (tersebar) ke mana-mana sehingga
orang-orang mengetahui kebenarannya dan ini bukan masalah pribadi,
tetapi ini adalah masalah kehormatan! Kalian tidak berhak untuk berada
di antara kaum wanita dan tidak berhak untuk memeluk wanita, jadi jangan
biarkan saya mengatakan lebih banyak soal itu! Berhati-hatilah, karena
jika tidak saya akan mengekspos kalian berdua!
Wa min Allahi 't-tawfiiq, bi hurmati 'l-habiib, bi hurmati 'l-Fatihah.
As-salaam `alaykum.
© Copyright 2012 Sufilive. This transcript is protected by international copyright law.
Please attribute Sufilive when sharing it. JazakAllahu khayr.
0 komentar:
Posting Komentar